Translate

Amiek

Monday, July 7, 2014

Testing Post

 "tunggulah saat semua akan terhenti, kepercayaan menghasilkan keyakinan, semangat pantang menyerah akan membawa kekuatan, keberanian melakukan hal yang mustahil akan membawa keberhasilan bersamanya. Aku akan hadir dihadapanmu......"
"kenapa aku tiba-tiba ingat mimpi ku tadi malam ? mimpi yang aneh lagi terulang untuk yang ketujuh kalinya. Lagipula, Huah.......... Kenapa hari ini aku ngantuk sekali. Terakhir aku begini ketika ujian semester tahun lalu. Tapi biarlah, aku tidak akan kalah dengan rasa kantuk. Mulai hari ini dengan senyum penuh semangat. hahhahaahh"
RAI POVNamaku Rai Kaiser, seorang siswa SMA kelas 2 yang hanya ingin menjalani hidup dengan normal. Namun setelah kupikir, hidupku terlalu aneh untuk dikatakan normal, terkadang aku seperti melihat hal-hal yang tidak mungkin ada di dunia ini. Entah kenapa jika hal itu terjadi ada sesuatu dalam tubuhku yang seperti menarikku agar mengikuti jejak hal misterius tersebut. Bahkan terkadang aku seperti sedang bermimpi berada di sebuah dunia yang di penuhi hal-hal yang tidak mungkin bisa dipercaya jika tidak melihatnya sendiri. Beberapa temanku mengatakan bahwa aku hanya berkhayal karna terlalu sering membaca komik dan bermain game dengan setting zaman lampau. Terkadang aku pun berpikir begitu, tetapi belakangan hal-hal tersebut makin sering muncul dalam mimpiku. Sampai akhirnya aku bertemu dengannya dimimpiku.RAI POV END
"hei... RAI !!!"
"ha ?" Rai sedikit kaget saat namanya dipanggil lalu mencari dari mana asal suara itu.
"tunggu, tunggu aku..." terlihat sebuah cahaya putih datang dari arah belakang Rai lalu menabrakkan dirinya pada Rai.
"Uhgh..." Rai merasakan seperti ada sesuatu yang menabraknya dari belakang. Tapi dia tidak bisa melihat siapapun di sekitar dirinya. Hanya ada dia dan sebuah tiang listrik tepat disampingnya. Rai langsung berpikir mungkin hanya khayalannya saja.
"Rai, Rai, aku disini ! apa kau tidak bisa melihatku ?"
"Ha ?" Rai kaget untuk yang kedua kalinya pagi ini. "itu hanya khayalanku atau memang ada yang memanggil namaku ?" kembali Rai celingukan melihat sekitarnya memastikan kalau-kalau ada orang yang sengaja mengikutinya hanya untuk menakut-nakuti dirinya.
"Rai, ini aku ! Rai !"
"astaga...." Tanpa pikir panjang Rai langsung lari menuju kesekolahnya. Memikirkan hal disekitarnya mulai tidak normal membuat larinya sedikit tidak beraturan. Hinnga akhirnya dia menabrak seseorang yang sedang berjalan di depannya.
"Kya...."
"uhgh.." Rai terjatuh bersamaan dengan orang yang ditabraknya. "kau baik-baik saja ?" Rai berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu orang yang jatuh ditabraknya tadi, itu sebelum dia sadar siapa yang ditabraknya.
"kau!, kau pikir dirimu siapa ? seenaknya saja menabrak orang dari belakang !"
"Karin ???" sepertinya Rai mengenal perempuan yang telah ditabraknya tadi. Perempuan dengan rambut pirang menjulur sampai pungung dengan seragam gaun berwarna putih dengan renda biru disekitar pergelangan tangannya. Matanya tetap sama sebening lautan biru.
"Rai???" Karin sedikit terkejut. "jadi kau yang menabrakku ! apa kau tidak punya malu menabrak seorang 'Lady' dari belakang ?"
"maaf, maaf.." Rai membantunya berdiri namun tidak membantunya membersihkan debu dipakaiannya. " aku tidak sengaja menabrakmu tadi, aku sedang buru-buru ! lagi pula kenapa kau ada disini? Bukannya kau sekolah di sekolah khusus perempuan ?" Rai mencoba mengalihkan arah pembicaraan. Dia tahu kalau dia tidak cepat mengalihkan pembicaraan, mungkin dia akan merasakan rasa sakit pada perutnya selama satu hari penuh.
"akh" Karin terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rai. "euumm.. tidak kok, tidak ada apa-apa" Karin gugup harus menjawab apa. "lagi pula itu bukan urusanmu sedang apa aku disini! Aku hanya sedang berjalan menuju kesekolahku !"
"ya, memang sih, tapi aneh saja melihatmu ada disekitar daerah ini, bukannya seharusnya kau ada di sekolahmu diluar kota?" Bulls Eye.
"hal itu, hal itu " Karin tampak semakin gugup.
"hhahahahahah, sudahlah tidak perlu dijawab, aku buru-buru, takut terlambat kesekolah!" Rai kemudian menggambil tasnya yang terjatuh saat tabrakan tadi lalu langsung berlari menuju kesekolahnya. "senang bisa berjumpa denganmu lagi Karin" Rai berteriak sembari melambaikan tangannya lalu berlari kembali.
*hihihihihihihi, tak kusangka aku bisa bertemu dengannya disaat seperti ini* Kata Karin dalam hatinya. "sungguh hal yang tak terduga"
Rai POVKalian pasti berpikir siapa wanita tadi. Karin Heartglow, dia adalah temanku sejak masih kecil. Ayahnya adalah pemilik perusahaan HG Corp. yang merupakan perusahaan paling terkenal di dunia dan merupakan teman dekat ayahku. Jadi wajar saja jika kami saling kenal sejak kecil. Dia adalah perempuan yang susah ditebak. Suatu saat dia minta bantuanmu namun 5 detik kemudian dia memukulmu dibagian perut yang sakitnya bisa sampai satu harian penuh. Entah sudah berapa kali Karin memukulku. Tapi yang aku herannya kenapa aku terus berada disampingnya, walaupun aku tahu terkadang aku harus menerima pukulan yang menyakitkan. Namun satu setengah tahun lalu, kami berpisah karena dia harus pergi ke sekolah khusus perempuan yang berada di kota yang berbeda. Sejak saat itu, kami hanya bertemu saat liburan saja sebelum akhirnya dia harus pulang ke asrama disekolahnya.Rai POV End
"huh, huh, huh" nafas Rai naik-turun setelah sampai didepan kelasnya. "untung saja aku tidak terlambat, kalau saja aku terlambat 2 menit lagi, aku bisa dihukum berdiri dilorong selama 2 jam"
"Hoi, Rai ! selamat pagi !"
"Pagi !" Rai balik menyapa sambil mengangkat tangannya. "ada apa ? tidak biasanya kau sangat bersemangat dipagi hari Fidd ?" tanya Rai heran melihat tingkah temannya ini.
"apa kau tidak tahu ?" tiba-tiba Fidd mendekat pada Rai. "kita akan kedatangan murid baru !" Fidd mengatakannya dengan suara pelan seakan berbisik pada Rai.
"So ? apa menariknya ?" Rai tampak tidak tertarik dengan hal yang dikatakan Fidd. "bukannya tiap tahun kita kedatangan murid baru ?"
"tapi kali ini beda !"
"beda apanya ?" Rai mulai tertarik.
"menurut rumor yang kudengar, murid yang pindah kali ini berasal dari sebuah sekolah elit Kyou di luar kota, dan dia seorang perempuan" Fidd menjelaskan dengan antusias pada Rai.
"oh.... Ku pikir apanya yang berbeda. Ternyata itu toh !" Rai kembali tidak tertarik dengan cerita Fidd dan berjalan menuju kursinya.
Fidd terkejut dengan reaksi Rai. Mulutnya menganga sangat lebar bahkan lebih lebar dari Tukul Arwana. "kau tidak tertarik ?" Fidd mendatangi kursi Rai lalu duduk diatas mejanya.
"ahh,, paling hanya orang kaya lain yang suka pindah-pindah sekolah dan menghambur-hamburkan uangnya untuk hal yang tidak penting !"
"kita tidak akan tahu sebelum melihatnya Rai"
Bel tanda dimulainya pelajaran berbunyi. Semua murid masuk kedalam kelas mereka dan duduk di tempat mereka masing sambil menunggu guru mereka datang. Keadaan menjadi sepi.
"Rai, Rai"
Thump, tiba-tiba Rai mendengar suara yang sama yang tadi memanggilnya. Rai mencari asal suara tersebut berharap menemukan orang yang memangggilnya. Tanpa disadari oleh Rai sebuah cahaya putih yang sama dengan tadi bagi kembali mendatangi Rai yang duduk tepat disebelah jendela. Cahaya putih tersebut datang dari arah atas dan terus turun seperti jatuh kearah Rai.
"Rai, Rai, apa kau bias mendengarku ?" suara tersebut kembali memanggil Rai dengan nada yang semakin melemah.
Rai kembali mencari dari mana arah suara yang memanggilnya itu. Kembali dia menoleh ke kiri dan ke kanan berharap kali ini dia berhasil menemukan asal suara itu. Tapi tetap saja dia tidak menemukan apapun.
"ada apa Rai ? kau terlihat pucat ? sesuatu terjadi ?" Fidd yang dari tadi melihat tingkah aneh temannya dari belakang kursi Rai heran dan memberanikan diri bertanya.
Rai terkejut hingga sedikit melompat dari kursinya saat Fidd tiba-tiba bertanya padanya dari belakang. "tidak. Tidak ada apa-apa ? aku hanya sedikit lelah dan mengantuk" Rai berusaha tidak membuat Fidd khawatir dengan memberikan alas an lain.
"benarkah ?" Fidd sedikit tidak percaya. "apa mungkin kau gugup karna murid pindahan itu ?" Tanya Fidd dengan sedikit tertawa untuk menggoda Rai.
"hal itu tidak mungkin, lagi pula kenapa aku harus gugup ? kenal juga tidak !" Rai membela dirinya.
"ahhoohoho, tapi aku ingat beberapa waktu yang lalu kau pernah bercerita tentang teman masa kecil mu yang bersekolah di Sekolah Elit Kyou, siapa itu namanya.......?"
"Karin, Karin Heartglow" Rai menyambung perkataan Fidd yang terputus karena lupa.
"nah iya itu, bagaimana kabarnya ? apa dia datang mengunjungimu ?" Fidd kembali bertanya.
"dia baik-baik saja, tadi aku bertemu dengannya saat berlari menuju sekolah tadi padi !"
"apa ? benarkah ? tapi bagaimana mungkin ? bukannya harusnya dia disekolahnya ?"
"Entahlah ! aku juga tidak tahu ~" Rai mengangkat kedua bahunya tanda ketidaktahuannya. Walaupun dari tadi berbicara dengan Fidd, Rai terus mencari-cari asal suara yang memanggil-manggil namanya.
"Rai, apa benar kau tidak apa-apa ? dari tadi ku perhatikan kau seperti sedang mencari sesuatu, sebenarnya ada apa, apa yang kau cari ?" Tanya Fidd.
Belum sempat Rai menjawab tiba-tiba cahaya putih yang memanggilnya dari tadi jatuh menghantam kepalanya. "ugh, apa lagi ini ?" Rai melihat cahaya putih di atas mejanya. Sejenak dia berpikir, benda apa ini yang jatuh menghantam kepalanya ini. Rai berusaha memegangnya dan ingin menunjukkan pada Fidd duduk di belakangnya untuk menanyakan benda apa ini.
"Fidd coba lihat ini, kau tahu ini ap..?" Rai tidak menyelesaikan kata-katanya, karena dia melihat temannya Fidd tiba-tiba seperti berhenti. Bukan hanya Fidd saja, semua orang disekitarnya tidak ada yang bergerak seakan waktu berhenti berputar.
"a-a-apa yang ter-r-jadi ?" Rai mulai gemetar melihat hal yang terjadi disekelilingnya. Walaupun sudah sering melihat hal-hal aneh dalam mimpinya, tapi kali ini benar-benar terjadi di depan matanya dan dia sedang tidak bermimpi. Rai ingat benda yang bercahaya putih ditangannya, kemudian membuka genggaman tangannya hanya untuk melihat benda itu mengeluarkan cahaya putih yang sangat menyilaukan matanya dan membuat semua yang dilihatnya menjadi putih.
"akgh.. apa yang terjadi ?" Rai mengusap-usap matanya lalu berusaha untuk melihat sekitar. Kini dia berada di tempat yang berwarna putih dimana-mana.
"Rai, Rai ! kau bisa mendengarku ?"
Rai menoleh mencari asal suaru itu. "kau, apa mau mu ? kenapa kau mencariku ?" Rai berteriak dengan nada sedikit marah."kau, Rai, apa kau tidak mengenalku ?"
"siapa kau ! tunjukkan dirimu !" emosi Rai meningkat tak bisa membedakan antara takut dan marah.
"tenanglah Rai, ini aku, apa kau tidak mengingatku ?"
"bagaimana mungkin aku bisa mengenalmu ! Cepat tunjukkan dimana dirimu ?" Rai masih tetap dalam keadaan yang sama.
"mungkin kau akan mengingatku jika kau melihat ini !"
Tiba-tiba saja, entah darimana asalnya, jatuh sebuah cincin tepat ketangan Rai.
"apa ini ? apa ini juga salah satu dari permainanmu ?" sepertinya emosi Rai sudah sedikit mereda setelah menarik napas beberapa kali tadi.
"lihatlah Rai, dan kau akan tahu !"
"hei, hei, apa ini !" saat itu juga tempat itu kembali bersinar dengan cahaya yang mrmbutakan mata membuat Rai terpaksa menutup matanya dan menghalau sinarnya dengan kedua telapak tangannya. Saat dia membuka matanya dia sudah berada di kelas yang masih tetap dalam keadaan diam terhenti aliran waktu. Rai melihat benda yang digenggam yang diterima dari suara tersebut. Dia melihat sebuah cincin dengan ukiran seekor naga dan tertulis sesuatu di sisi dalam cincin itu. Rai memperhatikan lebih teliti tulisan yang terukir dicincin tersebut. Tertulis 'TRUST, GUTS, BRAVE' di sisi dalam cincin tersebut. Rai berpikir kembali sejenak dari arti kata-kata tersebut, "kepercayaan, semangat, keberanian. Apa yang dimaksudkan cincin ini ? apa ini sebuah kode ?"
"bukan, itu bukanlah sebuah kode !" terdengar suara seseorang dari depan pintu kelas Rai.
"suara ini !" Rai terkejut dengan suara yang didengarnya sudah tidak asing lagi. "Karin !"
"hihihihi, ya ini aku !" Karin muncul dengan kepala terlebih dahulu sehingga Rai sedikit terkejut.
"Karin ?!?? apa yang kau lakukan disini ?" Rai berlari keluar kelas menuju Karin yang menunggu di depan kelas.
"jadi kau belum dengar ?" Tanya Karin. "tentang murid pindahan !"
"sudah, lalu ?" Rai tidak mengerti maksud Karin, sedangkan Karin mulai senyum-senyum sendiri melihat Rai. "jangan bilang !!" Rai ragu-ragu mengatakan hal yanga da dipikirannya. "kau datang ingin berjumpa dengan murid pindahan itu ?!" kata Rai polos.
GUBRAK ! Karin terjatuh mendengar perkataan Rai. "kau pikir aku datang jauh-jauh kesini hanya untuk itu, hah !" teriak Karin terganggu oleh perkataan Rai, kemudian Karin menarik tangan kanannya kebelakang bersiap melakukan sesuatu pada Rai. Terlihat bayangan Beruang yang marah dibelakangnya.
*Oh Shit* Rai merasakan sesuatu yang menakutkan akan terjadi padanya. "K-k-karin jangan Karin, jangan..~" Rai berusaha menghentikan Karin, namun Karin telah meluncurkan tangannya tepat mengenai perut Rai hingga Rai jatuh telungkup ditanah kesakitan.
"that's for making fun of me" kata Karin ketus. "jadi kau sudah bertemu dengannya?"
"siapa ? murid pindahan itu?" kata Rai dengan nada bercanda. Terlihat Karin sudah mengambil ancang-ancang untuk melakukan 'Kuma Punch' lagi. Rai mulai keringat dingin melihat kuda-kuda Karin, "tunggu-tunggu Karin, aku cuman bercanda." Rai berusaha meredam kemarahan Karin. "Kalau yang kau maksud suara yang enggak jelas itu, walaupun aku belum tahu wujudnya, anggap saja sudah !" kata Rai dengan nada suara serius, sepertinya dia sangat penasaran dengan wujud makhluk yang memangggilnya sejak tadi pagi itu. Suara itu bahkan menanyakan apakah dia mengingatnya atau tidak. "tapi sebenarnya itu apa?"
"hmm... bagaimana cara menjelaskannya ya... kujelaskan dengan singkat saja ya, aku khawatir 'mereka' akan segera datang kemari. Sebaiknya kita keluar dulu dari sekolah ini. Akan kujelaskan saat keluar." Segera setelah itu mereka segera menuju keluar sekolah, selama berlari keluar Karin menceritakan segala hal yang berhubungan dengan hal yang terjadi disekitar Rai. Tentang mimpi-mimpinya yang aneh sejak 3 bulan yang lalu setelah terjadinya gerhana matahari. Dan juga mengenai suara yang memanggilnya pagi ini.
"jadi maksudmu mimpiku berhubungan dengan kejadian sekarang ini ?!" Rai seakan tidak percaya dengan hal yang didengarnya. "lalu apa yang kau maksud dengan 'mereka' ?"
"hmm.... Yang kumaksud dengan 'mereka' itu adalah sekelompok monster yang mengincar para manusia yang memiliki kekuatan khusus. Sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi sejak 300 tahun yang lalu. Hal ini baru kembali terjadi setelah gerhana matahari beberapa bulan yang lalu. Sepertinya segel yang membatasi dunia kita dengan dunia para monster telah rusak hingga mereka bebas masuk kedunia kita, apa kau sudah mengerti ?"
"memangnya apa untungnya mereka mengincar manusia. Apa ada untungnya bagi mereka, selain mereka itu lebih kuat dan ganas daripada manusia, itu yang kulihat di kebanyakan game dan komik !" Tanya Rai meminta penjelasan lebih mendetail.
"bukan manusia biasa, tapi manusia yang memiliki kekuatan khusus. Walaupun tidak menutup kemungkinan mereka tetap memburu manusia biasa." Terlihat Karin khawatir mengenai masalah pemburuan manusia ini. "itulah tugas dari Guardian Enforcer, melindungi manusia dari serangan monster-monster yang mengancam nyawa manusia, aku adalah salah satu anggotanya yang ditugaskan untuk melindungi sekolah ini dari mereka. Biasanya mereka hanya menyerang sendiri-sendiri. Entah sejak kapan mereka mulai menyerang secara bersama-sama, seakan ada yang memerintah mereka." Karin menjelaskan dengan wajah yang serius.
"sudah lama aku tidak melihatnya serius seperti ini" pikir Rai sambil terus mendengarkan dengan seksama informasi yang diberikan Karin."menurut Seniorku, ada sebuah petunjuk yang mungkin akan aku temukan di sekolah ini tentang penyerangan para monster secara berkelompok itu!" ucap Karin, sekarang dengan tatapan mengharapkan jawaban dari Rai mengenai rumor yang diberitahukan oleh seniornya.
"jangan melihatku seperti itu, aku tidak tahu apapun tentang ini !" jawab Rai mengerti arti dari tatapan mata Karin. "lagipula apa istimewanya sekolah ini ? sekolah yang luasnya hanya 3 hektar ini bahkan masih kurang mencukupi standar luas sekolah yang semestinya !" ucap Rai heran.
"tidak ada hubungannya dengan luas sekolahmu" jawab Karin kesal. "bukan luas sekolahmu, tapi sesuatu yang terjadi disini 300 tahun yang lalu !"
"300 tahun yang lalu ?"
"yap"
"memangnya apa yang terjadi ?" Tanya Rai.
"aku juga tidak begitu tahu, tetapi pasti ada alasannya kenapa aku ditempat kemari !"
"ooh~ begitu !" Rai terlihat sedikit kecewa. "lalu apa hubungannya denganku ? kenapa hanya aku yang tidak berhenti bergerak ?" Rai kembali bertanya, kini mereka ada di lantai 1 setelah menuruni tangga dari lantai dua.
"eum, biasanya hanya orang yang terpilih saja yang bisa bergerak dalam barrier ini. Mungkin kau salah satunya !" jawab karin sedikit ragu-ragu.
"jadi aku mungkin akan diincar juga sebagai manusia dengan kekuatan special ?" Rai bertanya dengan mata berbinar-binar penuh semangat bukannya tatapan ketakutan.
"mungkin saja" Karin menjawab enteng !
"yay !" Rai melompat kegirangan. "lalu apa mimpi dan suara serta cahaya kecil itu apa ada hubungannya dengan semua ini !?"
"ya, begitulah !" Karin menjawab seadanya. "lagipula cahaya kecil yang yang memanggilmu itu adalah seorang Linker"
"Linker ?"
"ya, Linker. Itu semacam makhluk yang menghubungkan dirimu dengan guardian yang bersemayam di dalam mereka" Jelas Karin. "apa mungkin kau belum menemuinya ?"
"sudah, aku menangkapnya sesaat sebelum semua orang disekitarku berhenti. Lalu makhluk itu hilang begitu saja"
"APA !?!" Karin kaget lalu berhenti berlari. Rai yang melihat Karin berhenti ikut berhenti juga.
"memangnya kenapa ?" Tanya Rai sambil mendekati Karin.
"astaga, kau ini memang benar-benar menyusahkan!" Karin menghela napas panjang sebelum melanjutkan perkataanny. "baiklah ayo segera panggil dia dari Linker Space, hanya dia yang bisa menghubungkan kau dengan Guardianmu!"
"apa ?" kali ini giliran Rai yang kaget dengan perkataan Karin. "bagaimana caranya ? aku tidak mengerti apapun !" Rai menjelaskan.
"itu sudah kuperkirakan, kalau begitu perhatikan ini !" Karin sedikit mengambil jarak dari Rai. " Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker" seseaat setelah Karin mengucapkannya tiba-tiba muncul sebuah portal didepan Karin, lalu keluarlah sebuah kreatur kecil seukuran jari tengah orang dewasa dengan sayap seperti seorang peri. Dengan warna sayap transparan memantulkan warna pelangi ketika terkena sinar matahari.
"whoa... Amazing ! ajari aku, ajari aku!" pinta Rai dengan sedikit memaksa sambil menarik-narik lengan baju Karin. Melihat hal itu, Linker milik Karin dengan sigap terbang kehadapan Rai lalu memukul kepala hingga tertunduk.
"kau pantas menerima itu, kau tidak berhak menyentuh tuan putri sesukamu !" ucap sang Linker sinis pada Rai sambil melihatnya dengan pandangan yang merendahkan. Tapi "Ugh !" sang Linker memegang kepalanya ketika Karin menjitak kepalanya.
"kau tidak berhak melakukan hal itu pada temanku" ucap Karin sedikt marah kemudian membantu Rai yang dari tadi tidak bisa berhenti tersenyum. "kau tidak apa-apa ?" Tanya Karin.
"hahhahaha.... Its very interesting you know ! just teach me how to do it Karin!" Rai meminta dengan mata yang bersinar-sinar terbakar semangat, seakan dia lupa akan hal yang belum lama menimpa teman-teman sekelasnya.
"K-k-kau..." Linker milik Karin naik darah lagi sebelum akhirnya Karin menggenggamnya di kedua tangannya agar tidak melakukan hal yang tidak-tidak lagi. "Tuan putri lepaskan, dia patut di beri pelajaran untuk memanggilmu dengan seenak hatinya"
Namun Karin melihat tajam kearah Linker miliknya itu, "kau tidak berhak melakukan itu, sudah berapa kali kukatakan itu Zho !" kini Karin melihat kearah Rai " Rai perkenalkan ini Zho, Linker milikku, dan Zho ini Rai teman ku sejak kecil yang sering kuceritakan padamu."
"Halo !" Rai menyapanya ramah sambil mengulurkan tangannya.
"Hmph. Aku tidak sudi bersalaman denganmu !" sambil memukul tangan Rai. Namun dia merasakan sesuatu hal yang tidak baik dibelakangnya dengan sigap Zho bersalaman dengan Rai yang tangannya sudah kembali dari pukulannya tadi. Meskipun bertubuh tidak lebih dari panjang jari telunjuk namun kekuatannya hampir sama dengan orang berumur 15 tahun.
"nah sekarang aku akan mengajarkan cara memanggilnya padamu, tapi sebelumnya ayo cepat keluar dari sekolah ini, aku masih merasakan hal yang buruk akan segera terjadi diluar"
Mereka lalu berlari keluar sekolah dengan cepat.
=====================================================================================
5 menit kemudian mereka telah tiba di lapangan sekolah Rai. Dengan lapangan yang besarnya sama dengan lapangan sepak bola ini terlihat berbeda dari yang dia lihat setiap hari. 'Somehow its doesn't right for us to being here' pikir Rai. Namun dia membuang jauh-jauh perasaan buruknya itu sambil terus mengikuti Karin sampai tepat ditengah lapangan.
"sekarang kau akan melakukan apa yang aku perintahkan" ucap Karin pada Rai. "aku akan mengajarkan dasar-dasar dari pemanggilan Linker kedunia kita."
"Yo !" Rai menjawab simple namun penuh semangat.
"baiklah, pada dasarnya pemanggilan ke dunia Linker atau Linker Space hanya bisa dilakukan oleh beberapa orang saja. Mereka adalah orang-orang yang terpilih dan diplih langsung oleh Linker kita. Salah satunya itu kau dan aku, tentu masih banyak lagi diluar sana. Jadi tidak semua orang bisa sembarang memanggil Linker, jika dia bukan dari orang yang terpilih maka sang pemanggil bisa terjebak di Linker Space seumur hidupnya. Jadi jangan biarkan siapapun melihatmu saat kau memanggil Linker milikmu. Jika mereka sekali saja mencobanya, akibatnya akan fatal. Itu adalah peraturan pertama dan yang paling dasar. Aku menunjukkannya padamu tadi karna aku yakin kau adalah salah satu dari yang terpilih. Karna hanya kau saja yang masih bisa bergerak walau sudah ada didalam Time Space barrier yang ku pasang!"Jelas Karin panjang lebar pada Rai yang tampak sedikit terkejut dengan perkataan terakhir Karin.
"jadi ini semua ulahmu ?" Rai bertanya sedikit bingung. "Kupikir sesuatu yang buruk sedang terjadi dan hanya aku yang selamat, Syukurlah"
"tidak, aku memasang barrier ini memang untuk mengulur waktu. Sekarang sesuatu yang buruk sedang menuju kemari" ucap Karin membenarkan. "tapi sebelum aku jelaskan apa itu lebih baik kau dengarkan dulu penjelasanku tentang pemanggilan Linker selanjutnya!"
"t-ta-tapi.. ughh !" Rai kembali dipukul oleh Zho.
"dengarkan apa kata tuan Putri, atau kau akan merasakan pukulanku lagi!" ucap Zho dengan nada mengancam.
"yang kedua, umumnya satu orang hanya memiliki satu linker saja, namun bisa saja ditemukan orang yang memiliki dua orang Linker. Dan tiap Linker tentu saja mengikat pemanggil mereka dengan Guardian yang bersemayan dalam diri mereka." Jelas Karin. "tentu saja, Linker memiliki guardian yang berbeda-beda yang bersemayam dalam diri mereka. Dan tiap guardian memiliki kekuatan yang berbeda satu dengan yang lain. Walau mereka dari jenis yang sama." Jelas Karin lagi, sedang Rai hanya mengangguk-angguk mencoba memahami.
"Karin, penjelasanmu bisa nanti saja. Sekarang ayolah ajari aku !"
"k-k-kau...!" lagi-lagi Zho siap untuk memukul Rai lagi sebelum Karin menghentikannya lagi. Namun kali ini Karin sendiri yang memukul perut Rai hingga Rai mengeluh kesakitan.
"ini hal yang penting, ini menyangkut nyawa, tahu nyawa !" Karin membentak Rai dengan marah.
"ya, baiklah!" Rai menunduk kecewa sambil menahan sakit.
"kulanjutkan, pemakain guardian membutuhkan Spiritual Energy, kau tahukan apa itu ?" Tanya Karin pada Rai. "singkatnya itu adalah energy yang ada didalam tubuh kita selain Life Force ada juga Spiritual Energy. Jadi usahakan agar kau mengatur pengeluaran Spiritual Energy dalam tubuhmu, jika kau sampai menghabiskannya tanpa tersisa sedikitpun, kau akan pingsan selama 2 hari penuh dan memelukan pemulihan selama 3 hari."
"oooh..." gumam Rai.
"kau sudah mengerti sampai disini, orang aneh !" Zho angkat bicara.
"Kurang lebihlah !" jawab Rai santai. Sementara Karin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"baiklah sekarang kita coba memanggil Linker milikmu. Perhatikan sekali lagi spell yang digunakan untuk memanggil mereka, Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker" sambil mengucapkannya Karin melakukan beberapa gerakan aneh seperti ingin melakukan transformasi seperti yang sering ada di Anime, ini juga dilakukannya saat memanggil Zho tadi. "apa kau sudah ingat ?"
"spell-nya aku sudah ingat. Tapi, apa aku harus melakukan gerakan itu !" Tanya Rai sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya.
Wajah Karin memerah karena malu. "h-h-hal itu t-tidak usah kau t-tiru !" jawab Karin gugup.
"baiklah ! jadi hanya itu saja syarat pemanggilannya ?" Tanya Rai memastikan.
"ya, atau sebenarnya tidak !" jawab Karin. "tapi setidaknya itu yang perlu kau ketahui untuk sekarang, detail nanti kau bisa tanyakan lain kali, bukankah kau sudah tidak sabar !" ucap Karin dengan senyum seringai diwajahnya.
"kau tahu saja Karin !" ucap Rai sambil menepuk kedua pundak Karin. "baiklah, ini dia Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker" tiba-tiba muncul portal di depan Rai dan muncullah seorang wanita setinggi Zho dihadapannya. Dengan sayap berwarna merah kekuning-kuningan bagaikan api yang mencapai panas tertingginya siap membakar apapun yang menyentuhnya. "Noa ?? kaukah itu ?"
Noa mendekati Rai tepat didepan wajahnya, kemudian dia menampar Rai dengan tangan kanannya, "itu untuk tidak mengingat namaku". Rai memegangi pipi kirinya yang sedikit memerah, namun Noa tidak berhenti, kemudian dia menampar pipi kanan Rai dengan tangan kirinya, "itu untuk selalu meninggalkanku dan tidak memperdulikanku saat aku memanggilmu !" Rai tersenyum walaupun harus menahan sakit dikedua pipinya yang memang sedikit memerah karena ditampar Noa. Melihat hal itu Noa tidak dapat menahan air matanya, lalu memeluk Rai dipipi kanannya sambil menangis dan terus berkata, "bodoh, bodoh, bodoh!"
"maafkan aku Noa, tidak menyadarinya lebih cepat !" ucap Rai dengan nada menyesal namun. "aku janji tidak akan membuat sedih lagi!"
"kau janji ? hiks !" Noa berusaha menghentikan tangisannya.
"ya, aku janji !"
"ehm...ehm..." Karin membuat suara batuk buatan, menarik perhatian Rai dan Noa.
"bukannya aku ingin menggangu, namun sepertinya hal buruk yang kumaksud sudah muncul disini !" Karin menunjuk kearah langit di atas gerbang sekolah dan kearah gerbang itu sendiri. Terlihat beberapa monster sedang mencoba untuk masuk dengan paksa. "semuanya bersiap untuk yang terburuk. Zho bersiap untuk melakukan pelepasan segel !"
"baik, tuan putri" Zho kemudian berdiri di depan Karin.
"Lodrail Experamus Hex, Release the Seal of Zho the Guardian of Phantom Beast, Leonidas" seketika itu Zho berubah menjadi seekor Singa raksasa dengan dua taring panjang dimulutnya dan cakar yang panjangnya seukuran orang dewasa. Dengan warna bulu putih keperak-perakan memantulkan sinar matahari yang menyilaukan mata. Tidak hanya itu Zho atau Leonidas memiliki beberapa duri di punggungnya seperti seekor landak. Dengan goresan luka seperti petir di setiap kakinya.
"huah, sudah lama tidak melakukan hal ini !" Leonidas kemudian bersiap untuk menyerang apapun yang akan masuk ke dalam Barrier yang dibuat oleh pemiliknya."
"woah... keren !" Rai terpuka melihat perubahan bentuk Zho. "apa kau juga bisa melakukannya Noa ?" Tanya Rai pada Noa.
"bisa saja" jawab Noa tenang. Kini sudah berhasil menenangkan dirinya dari tangisan tadi.
"ayo lakukan denganku !" pinta Rai.
"bukannya aku tidak mau, tapi..." Noa tampak ragu-ragu.
"tapi apa ?"
"RAI AWAS !" Karin berteriak pada Rai yang langsung menoleh kearahnya namun terkejut melihat sebuah bola api menuju ketempatnya.
"whoaaa...!" reflex Rai melompat kekiri menghindari bola api tersebut, namun tidak cukup jauh untuk menghindari ledakannya hingga dia terpental cukup jauh.