Hai !
Translate
Amiek
Thursday, July 17, 2014
Monday, July 7, 2014
Testing Post
"tunggulah
saat semua akan terhenti, kepercayaan menghasilkan keyakinan, semangat pantang
menyerah akan membawa kekuatan, keberanian melakukan hal yang mustahil akan
membawa keberhasilan bersamanya. Aku akan hadir dihadapanmu......"
"kenapa
aku tiba-tiba ingat mimpi ku tadi malam ? mimpi yang aneh lagi terulang untuk
yang ketujuh kalinya. Lagipula, Huah.......... Kenapa hari ini aku ngantuk
sekali. Terakhir aku begini ketika ujian semester tahun lalu. Tapi biarlah, aku
tidak akan kalah dengan rasa kantuk. Mulai hari ini dengan senyum penuh
semangat. hahhahaahh"
RAI
POVNamaku Rai Kaiser, seorang siswa SMA kelas 2 yang hanya ingin menjalani
hidup dengan normal. Namun setelah kupikir, hidupku terlalu aneh untuk
dikatakan normal, terkadang aku seperti melihat hal-hal yang tidak mungkin ada
di dunia ini. Entah kenapa jika hal itu terjadi ada sesuatu dalam tubuhku yang
seperti menarikku agar mengikuti jejak hal misterius tersebut. Bahkan terkadang
aku seperti sedang bermimpi berada di sebuah dunia yang di penuhi hal-hal yang
tidak mungkin bisa dipercaya jika tidak melihatnya sendiri. Beberapa temanku
mengatakan bahwa aku hanya berkhayal karna terlalu sering membaca komik dan
bermain game dengan setting zaman lampau. Terkadang aku pun berpikir begitu,
tetapi belakangan hal-hal tersebut makin sering muncul dalam mimpiku. Sampai
akhirnya aku bertemu dengannya dimimpiku.RAI POV END
"hei...
RAI !!!"
"ha
?" Rai sedikit kaget saat namanya dipanggil lalu mencari dari mana asal
suara itu.
"tunggu,
tunggu aku..." terlihat sebuah cahaya putih datang dari arah belakang Rai
lalu menabrakkan dirinya pada Rai.
"Uhgh..."
Rai merasakan seperti ada sesuatu yang menabraknya dari belakang. Tapi dia
tidak bisa melihat siapapun di sekitar dirinya. Hanya ada dia dan sebuah tiang
listrik tepat disampingnya. Rai langsung berpikir mungkin hanya khayalannya
saja.
"Rai,
Rai, aku disini ! apa kau tidak bisa melihatku ?"
"Ha
?" Rai kaget untuk yang kedua kalinya pagi ini. "itu hanya khayalanku
atau memang ada yang memanggil namaku ?" kembali Rai celingukan melihat
sekitarnya memastikan kalau-kalau ada orang yang sengaja mengikutinya hanya
untuk menakut-nakuti dirinya.
"Rai,
ini aku ! Rai !"
"astaga...."
Tanpa pikir panjang Rai langsung lari menuju kesekolahnya. Memikirkan hal
disekitarnya mulai tidak normal membuat larinya sedikit tidak beraturan. Hinnga
akhirnya dia menabrak seseorang yang sedang berjalan di depannya.
"Kya...."
"uhgh.."
Rai terjatuh bersamaan dengan orang yang ditabraknya. "kau baik-baik saja
?" Rai berdiri lalu mengulurkan tangannya untuk membantu orang yang jatuh
ditabraknya tadi, itu sebelum dia sadar siapa yang ditabraknya.
"kau!,
kau pikir dirimu siapa ? seenaknya saja menabrak orang dari belakang !"
"Karin
???" sepertinya Rai mengenal perempuan yang telah ditabraknya tadi.
Perempuan dengan rambut pirang menjulur sampai pungung dengan seragam gaun
berwarna putih dengan renda biru disekitar pergelangan tangannya. Matanya tetap
sama sebening lautan biru.
"Rai???"
Karin sedikit terkejut. "jadi kau yang menabrakku ! apa kau tidak punya
malu menabrak seorang 'Lady' dari belakang ?"
"maaf,
maaf.." Rai membantunya berdiri namun tidak membantunya membersihkan debu
dipakaiannya. " aku tidak sengaja menabrakmu tadi, aku sedang buru-buru !
lagi pula kenapa kau ada disini? Bukannya kau sekolah di sekolah khusus
perempuan ?" Rai mencoba mengalihkan arah pembicaraan. Dia tahu kalau dia
tidak cepat mengalihkan pembicaraan, mungkin dia akan merasakan rasa sakit pada
perutnya selama satu hari penuh.
"akh"
Karin terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Rai. "euumm.. tidak
kok, tidak ada apa-apa" Karin gugup harus menjawab apa. "lagi pula
itu bukan urusanmu sedang apa aku disini! Aku hanya sedang berjalan menuju
kesekolahku !"
"ya,
memang sih, tapi aneh saja melihatmu ada disekitar daerah ini, bukannya
seharusnya kau ada di sekolahmu diluar kota?" Bulls Eye.
"hal
itu, hal itu " Karin tampak semakin gugup.
"hhahahahahah,
sudahlah tidak perlu dijawab, aku buru-buru, takut terlambat kesekolah!"
Rai kemudian menggambil tasnya yang terjatuh saat tabrakan tadi lalu langsung
berlari menuju kesekolahnya. "senang bisa berjumpa denganmu lagi
Karin" Rai berteriak sembari melambaikan tangannya lalu berlari kembali.
*hihihihihihihi,
tak kusangka aku bisa bertemu dengannya disaat seperti ini* Kata Karin dalam
hatinya. "sungguh hal yang tak terduga"
Rai
POVKalian pasti berpikir siapa wanita tadi. Karin Heartglow, dia adalah temanku
sejak masih kecil. Ayahnya adalah pemilik perusahaan HG Corp. yang merupakan
perusahaan paling terkenal di dunia dan merupakan teman dekat ayahku. Jadi
wajar saja jika kami saling kenal sejak kecil. Dia adalah perempuan yang susah
ditebak. Suatu saat dia minta bantuanmu namun 5 detik kemudian dia memukulmu
dibagian perut yang sakitnya bisa sampai satu harian penuh. Entah sudah berapa
kali Karin memukulku. Tapi yang aku herannya kenapa aku terus berada
disampingnya, walaupun aku tahu terkadang aku harus menerima pukulan yang
menyakitkan. Namun satu setengah tahun lalu, kami berpisah karena dia harus
pergi ke sekolah khusus perempuan yang berada di kota yang berbeda. Sejak saat
itu, kami hanya bertemu saat liburan saja sebelum akhirnya dia harus pulang ke
asrama disekolahnya.Rai POV End
"huh,
huh, huh" nafas Rai naik-turun setelah sampai didepan kelasnya.
"untung saja aku tidak terlambat, kalau saja aku terlambat 2 menit lagi,
aku bisa dihukum berdiri dilorong selama 2 jam"
"Hoi,
Rai ! selamat pagi !"
"Pagi
!" Rai balik menyapa sambil mengangkat tangannya. "ada apa ? tidak
biasanya kau sangat bersemangat dipagi hari Fidd ?" tanya Rai heran
melihat tingkah temannya ini.
"apa
kau tidak tahu ?" tiba-tiba Fidd mendekat pada Rai. "kita akan
kedatangan murid baru !" Fidd mengatakannya dengan suara pelan seakan
berbisik pada Rai.
"So
? apa menariknya ?" Rai tampak tidak tertarik dengan hal yang dikatakan
Fidd. "bukannya tiap tahun kita kedatangan murid baru ?"
"tapi
kali ini beda !"
"beda
apanya ?" Rai mulai tertarik.
"menurut
rumor yang kudengar, murid yang pindah kali ini berasal dari sebuah sekolah
elit Kyou di luar kota, dan dia seorang perempuan" Fidd menjelaskan dengan
antusias pada Rai.
"oh....
Ku pikir apanya yang berbeda. Ternyata itu toh !" Rai kembali tidak
tertarik dengan cerita Fidd dan berjalan menuju kursinya.
Fidd
terkejut dengan reaksi Rai. Mulutnya menganga sangat lebar bahkan lebih lebar
dari Tukul Arwana. "kau tidak tertarik ?" Fidd mendatangi kursi Rai
lalu duduk diatas mejanya.
"ahh,,
paling hanya orang kaya lain yang suka pindah-pindah sekolah dan
menghambur-hamburkan uangnya untuk hal yang tidak penting !"
"kita
tidak akan tahu sebelum melihatnya Rai"
Bel
tanda dimulainya pelajaran berbunyi. Semua murid masuk kedalam kelas mereka dan
duduk di tempat mereka masing sambil menunggu guru mereka datang. Keadaan
menjadi sepi.
"Rai,
Rai"
Thump,
tiba-tiba Rai mendengar suara yang sama yang tadi memanggilnya. Rai mencari
asal suara tersebut berharap menemukan orang yang memangggilnya. Tanpa disadari
oleh Rai sebuah cahaya putih yang sama dengan tadi bagi kembali mendatangi Rai
yang duduk tepat disebelah jendela. Cahaya putih tersebut datang dari arah atas
dan terus turun seperti jatuh kearah Rai.
"Rai,
Rai, apa kau bias mendengarku ?" suara tersebut kembali memanggil Rai
dengan nada yang semakin melemah.
Rai
kembali mencari dari mana arah suara yang memanggilnya itu. Kembali dia menoleh
ke kiri dan ke kanan berharap kali ini dia berhasil menemukan asal suara itu.
Tapi tetap saja dia tidak menemukan apapun.
"ada
apa Rai ? kau terlihat pucat ? sesuatu terjadi ?" Fidd yang dari tadi
melihat tingkah aneh temannya dari belakang kursi Rai heran dan memberanikan
diri bertanya.
Rai
terkejut hingga sedikit melompat dari kursinya saat Fidd tiba-tiba bertanya
padanya dari belakang. "tidak. Tidak ada apa-apa ? aku hanya sedikit lelah
dan mengantuk" Rai berusaha tidak membuat Fidd khawatir dengan memberikan
alas an lain.
"benarkah
?" Fidd sedikit tidak percaya. "apa mungkin kau gugup karna murid
pindahan itu ?" Tanya Fidd dengan sedikit tertawa untuk menggoda Rai.
"hal
itu tidak mungkin, lagi pula kenapa aku harus gugup ? kenal juga tidak !"
Rai membela dirinya.
"ahhoohoho,
tapi aku ingat beberapa waktu yang lalu kau pernah bercerita tentang teman masa
kecil mu yang bersekolah di Sekolah Elit Kyou, siapa itu namanya.......?"
"Karin,
Karin Heartglow" Rai menyambung perkataan Fidd yang terputus karena lupa.
"nah
iya itu, bagaimana kabarnya ? apa dia datang mengunjungimu ?" Fidd kembali
bertanya.
"dia
baik-baik saja, tadi aku bertemu dengannya saat berlari menuju sekolah tadi
padi !"
"apa
? benarkah ? tapi bagaimana mungkin ? bukannya harusnya dia disekolahnya
?"
"Entahlah
! aku juga tidak tahu ~" Rai mengangkat kedua bahunya tanda
ketidaktahuannya. Walaupun dari tadi berbicara dengan Fidd, Rai terus
mencari-cari asal suara yang memanggil-manggil namanya.
"Rai,
apa benar kau tidak apa-apa ? dari tadi ku perhatikan kau seperti sedang
mencari sesuatu, sebenarnya ada apa, apa yang kau cari ?" Tanya Fidd.
Belum
sempat Rai menjawab tiba-tiba cahaya putih yang memanggilnya dari tadi jatuh
menghantam kepalanya. "ugh, apa lagi ini ?" Rai melihat cahaya putih
di atas mejanya. Sejenak dia berpikir, benda apa ini yang jatuh menghantam
kepalanya ini. Rai berusaha memegangnya dan ingin menunjukkan pada Fidd duduk
di belakangnya untuk menanyakan benda apa ini.
"Fidd
coba lihat ini, kau tahu ini ap..?" Rai tidak menyelesaikan kata-katanya,
karena dia melihat temannya Fidd tiba-tiba seperti berhenti. Bukan hanya Fidd
saja, semua orang disekitarnya tidak ada yang bergerak seakan waktu berhenti
berputar.
"a-a-apa
yang ter-r-jadi ?" Rai mulai gemetar melihat hal yang terjadi
disekelilingnya. Walaupun sudah sering melihat hal-hal aneh dalam mimpinya,
tapi kali ini benar-benar terjadi di depan matanya dan dia sedang tidak
bermimpi. Rai ingat benda yang bercahaya putih ditangannya, kemudian membuka
genggaman tangannya hanya untuk melihat benda itu mengeluarkan cahaya putih
yang sangat menyilaukan matanya dan membuat semua yang dilihatnya menjadi
putih.
"akgh..
apa yang terjadi ?" Rai mengusap-usap matanya lalu berusaha untuk melihat
sekitar. Kini dia berada di tempat yang berwarna putih dimana-mana.
"Rai,
Rai ! kau bisa mendengarku ?"
Rai
menoleh mencari asal suaru itu. "kau, apa mau mu ? kenapa kau mencariku
?" Rai berteriak dengan nada sedikit marah."kau, Rai, apa kau tidak
mengenalku ?"
"siapa
kau ! tunjukkan dirimu !" emosi Rai meningkat tak bisa membedakan antara
takut dan marah.
"tenanglah
Rai, ini aku, apa kau tidak mengingatku ?"
"bagaimana
mungkin aku bisa mengenalmu ! Cepat tunjukkan dimana dirimu ?" Rai masih
tetap dalam keadaan yang sama.
"mungkin
kau akan mengingatku jika kau melihat ini !"
Tiba-tiba
saja, entah darimana asalnya, jatuh sebuah cincin tepat ketangan Rai.
"apa
ini ? apa ini juga salah satu dari permainanmu ?" sepertinya emosi Rai
sudah sedikit mereda setelah menarik napas beberapa kali tadi.
"lihatlah
Rai, dan kau akan tahu !"
"hei,
hei, apa ini !" saat itu juga tempat itu kembali bersinar dengan cahaya
yang mrmbutakan mata membuat Rai terpaksa menutup matanya dan menghalau
sinarnya dengan kedua telapak tangannya. Saat dia membuka matanya dia sudah
berada di kelas yang masih tetap dalam keadaan diam terhenti aliran waktu. Rai
melihat benda yang digenggam yang diterima dari suara tersebut. Dia melihat
sebuah cincin dengan ukiran seekor naga dan tertulis sesuatu di sisi dalam
cincin itu. Rai memperhatikan lebih teliti tulisan yang terukir dicincin
tersebut. Tertulis 'TRUST, GUTS, BRAVE' di sisi dalam cincin tersebut. Rai berpikir
kembali sejenak dari arti kata-kata tersebut, "kepercayaan, semangat,
keberanian. Apa yang dimaksudkan cincin ini ? apa ini sebuah kode ?"
"bukan,
itu bukanlah sebuah kode !" terdengar suara seseorang dari depan pintu
kelas Rai.
"suara
ini !" Rai terkejut dengan suara yang didengarnya sudah tidak asing lagi.
"Karin !"
"hihihihi,
ya ini aku !" Karin muncul dengan kepala terlebih dahulu sehingga Rai
sedikit terkejut.
"Karin
?!?? apa yang kau lakukan disini ?" Rai berlari keluar kelas menuju Karin
yang menunggu di depan kelas.
"jadi
kau belum dengar ?" Tanya Karin. "tentang murid pindahan !"
"sudah,
lalu ?" Rai tidak mengerti maksud Karin, sedangkan Karin mulai
senyum-senyum sendiri melihat Rai. "jangan bilang !!" Rai ragu-ragu
mengatakan hal yanga da dipikirannya. "kau datang ingin berjumpa dengan
murid pindahan itu ?!" kata Rai polos.
GUBRAK
! Karin terjatuh mendengar perkataan Rai. "kau pikir aku datang jauh-jauh
kesini hanya untuk itu, hah !" teriak Karin terganggu oleh perkataan Rai,
kemudian Karin menarik tangan kanannya kebelakang bersiap melakukan sesuatu
pada Rai. Terlihat bayangan Beruang yang marah dibelakangnya.
*Oh
Shit* Rai merasakan sesuatu yang menakutkan akan terjadi padanya.
"K-k-karin jangan Karin, jangan..~" Rai berusaha menghentikan Karin,
namun Karin telah meluncurkan tangannya tepat mengenai perut Rai hingga Rai
jatuh telungkup ditanah kesakitan.
"that's
for making fun of me" kata Karin ketus. "jadi kau sudah bertemu
dengannya?"
"siapa
? murid pindahan itu?" kata Rai dengan nada bercanda. Terlihat Karin sudah
mengambil ancang-ancang untuk melakukan 'Kuma Punch' lagi. Rai mulai keringat
dingin melihat kuda-kuda Karin, "tunggu-tunggu Karin, aku cuman
bercanda." Rai berusaha meredam kemarahan Karin. "Kalau yang kau
maksud suara yang enggak jelas itu, walaupun aku belum tahu wujudnya, anggap
saja sudah !" kata Rai dengan nada suara serius, sepertinya dia sangat
penasaran dengan wujud makhluk yang memangggilnya sejak tadi pagi itu. Suara
itu bahkan menanyakan apakah dia mengingatnya atau tidak. "tapi sebenarnya
itu apa?"
"hmm...
bagaimana cara menjelaskannya ya... kujelaskan dengan singkat saja ya, aku
khawatir 'mereka' akan segera datang kemari. Sebaiknya kita keluar dulu dari
sekolah ini. Akan kujelaskan saat keluar." Segera setelah itu mereka segera
menuju keluar sekolah, selama berlari keluar Karin menceritakan segala hal yang
berhubungan dengan hal yang terjadi disekitar Rai. Tentang mimpi-mimpinya yang
aneh sejak 3 bulan yang lalu setelah terjadinya gerhana matahari. Dan juga
mengenai suara yang memanggilnya pagi ini.
"jadi
maksudmu mimpiku berhubungan dengan kejadian sekarang ini ?!" Rai seakan
tidak percaya dengan hal yang didengarnya. "lalu apa yang kau maksud
dengan 'mereka' ?"
"hmm....
Yang kumaksud dengan 'mereka' itu adalah sekelompok monster yang mengincar para
manusia yang memiliki kekuatan khusus. Sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi
sejak 300 tahun yang lalu. Hal ini baru kembali terjadi setelah gerhana
matahari beberapa bulan yang lalu. Sepertinya segel yang membatasi dunia kita
dengan dunia para monster telah rusak hingga mereka bebas masuk kedunia kita,
apa kau sudah mengerti ?"
"memangnya
apa untungnya mereka mengincar manusia. Apa ada untungnya bagi mereka, selain
mereka itu lebih kuat dan ganas daripada manusia, itu yang kulihat di
kebanyakan game dan komik !" Tanya Rai meminta penjelasan lebih mendetail.
"bukan
manusia biasa, tapi manusia yang memiliki kekuatan khusus. Walaupun tidak
menutup kemungkinan mereka tetap memburu manusia biasa." Terlihat Karin
khawatir mengenai masalah pemburuan manusia ini. "itulah tugas dari
Guardian Enforcer, melindungi manusia dari serangan monster-monster yang
mengancam nyawa manusia, aku adalah salah satu anggotanya yang ditugaskan untuk
melindungi sekolah ini dari mereka. Biasanya mereka hanya menyerang
sendiri-sendiri. Entah sejak kapan mereka mulai menyerang secara bersama-sama,
seakan ada yang memerintah mereka." Karin menjelaskan dengan wajah yang
serius.
"sudah
lama aku tidak melihatnya serius seperti ini" pikir Rai sambil terus
mendengarkan dengan seksama informasi yang diberikan Karin."menurut
Seniorku, ada sebuah petunjuk yang mungkin akan aku temukan di sekolah ini
tentang penyerangan para monster secara berkelompok itu!" ucap Karin,
sekarang dengan tatapan mengharapkan jawaban dari Rai mengenai rumor yang
diberitahukan oleh seniornya.
"jangan
melihatku seperti itu, aku tidak tahu apapun tentang ini !" jawab Rai
mengerti arti dari tatapan mata Karin. "lagipula apa istimewanya sekolah
ini ? sekolah yang luasnya hanya 3 hektar ini bahkan masih kurang mencukupi
standar luas sekolah yang semestinya !" ucap Rai heran.
"tidak
ada hubungannya dengan luas sekolahmu" jawab Karin kesal. "bukan luas
sekolahmu, tapi sesuatu yang terjadi disini 300 tahun yang lalu !"
"300
tahun yang lalu ?"
"yap"
"memangnya
apa yang terjadi ?" Tanya Rai.
"aku
juga tidak begitu tahu, tetapi pasti ada alasannya kenapa aku ditempat kemari
!"
"ooh~
begitu !" Rai terlihat sedikit kecewa. "lalu apa hubungannya denganku
? kenapa hanya aku yang tidak berhenti bergerak ?" Rai kembali bertanya,
kini mereka ada di lantai 1 setelah menuruni tangga dari lantai dua.
"eum,
biasanya hanya orang yang terpilih saja yang bisa bergerak dalam barrier ini.
Mungkin kau salah satunya !" jawab karin sedikit ragu-ragu.
"jadi
aku mungkin akan diincar juga sebagai manusia dengan kekuatan special ?"
Rai bertanya dengan mata berbinar-binar penuh semangat bukannya tatapan
ketakutan.
"mungkin
saja" Karin menjawab enteng !
"yay
!" Rai melompat kegirangan. "lalu apa mimpi dan suara serta cahaya
kecil itu apa ada hubungannya dengan semua ini !?"
"ya,
begitulah !" Karin menjawab seadanya. "lagipula cahaya kecil yang
yang memanggilmu itu adalah seorang Linker"
"Linker
?"
"ya,
Linker. Itu semacam makhluk yang menghubungkan dirimu dengan guardian yang
bersemayam di dalam mereka" Jelas Karin. "apa mungkin kau belum
menemuinya ?"
"sudah,
aku menangkapnya sesaat sebelum semua orang disekitarku berhenti. Lalu makhluk
itu hilang begitu saja"
"APA
!?!" Karin kaget lalu berhenti berlari. Rai yang melihat Karin berhenti
ikut berhenti juga.
"memangnya
kenapa ?" Tanya Rai sambil mendekati Karin.
"astaga,
kau ini memang benar-benar menyusahkan!" Karin menghela napas panjang
sebelum melanjutkan perkataanny. "baiklah ayo segera panggil dia dari
Linker Space, hanya dia yang bisa menghubungkan kau dengan Guardianmu!"
"apa
?" kali ini giliran Rai yang kaget dengan perkataan Karin. "bagaimana
caranya ? aku tidak mengerti apapun !" Rai menjelaskan.
"itu
sudah kuperkirakan, kalau begitu perhatikan ini !" Karin sedikit mengambil
jarak dari Rai. " Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker" seseaat
setelah Karin mengucapkannya tiba-tiba muncul sebuah portal didepan Karin, lalu
keluarlah sebuah kreatur kecil seukuran jari tengah orang dewasa dengan sayap
seperti seorang peri. Dengan warna sayap transparan memantulkan warna pelangi
ketika terkena sinar matahari.
"whoa...
Amazing ! ajari aku, ajari aku!" pinta Rai dengan sedikit memaksa sambil
menarik-narik lengan baju Karin. Melihat hal itu, Linker milik Karin dengan
sigap terbang kehadapan Rai lalu memukul kepala hingga tertunduk.
"kau
pantas menerima itu, kau tidak berhak menyentuh tuan putri sesukamu !"
ucap sang Linker sinis pada Rai sambil melihatnya dengan pandangan yang
merendahkan. Tapi "Ugh !" sang Linker memegang kepalanya ketika Karin
menjitak kepalanya.
"kau
tidak berhak melakukan hal itu pada temanku" ucap Karin sedikt marah
kemudian membantu Rai yang dari tadi tidak bisa berhenti tersenyum. "kau
tidak apa-apa ?" Tanya Karin.
"hahhahaha....
Its very interesting you know ! just teach me how to do it Karin!" Rai
meminta dengan mata yang bersinar-sinar terbakar semangat, seakan dia lupa akan
hal yang belum lama menimpa teman-teman sekelasnya.
"K-k-kau..."
Linker milik Karin naik darah lagi sebelum akhirnya Karin menggenggamnya di kedua
tangannya agar tidak melakukan hal yang tidak-tidak lagi. "Tuan putri
lepaskan, dia patut di beri pelajaran untuk memanggilmu dengan seenak
hatinya"
Namun
Karin melihat tajam kearah Linker miliknya itu, "kau tidak berhak
melakukan itu, sudah berapa kali kukatakan itu Zho !" kini Karin melihat
kearah Rai " Rai perkenalkan ini Zho, Linker milikku, dan Zho ini Rai
teman ku sejak kecil yang sering kuceritakan padamu."
"Halo
!" Rai menyapanya ramah sambil mengulurkan tangannya.
"Hmph.
Aku tidak sudi bersalaman denganmu !" sambil memukul tangan Rai. Namun dia
merasakan sesuatu hal yang tidak baik dibelakangnya dengan sigap Zho bersalaman
dengan Rai yang tangannya sudah kembali dari pukulannya tadi. Meskipun bertubuh
tidak lebih dari panjang jari telunjuk namun kekuatannya hampir sama dengan
orang berumur 15 tahun.
"nah
sekarang aku akan mengajarkan cara memanggilnya padamu, tapi sebelumnya ayo
cepat keluar dari sekolah ini, aku masih merasakan hal yang buruk akan segera
terjadi diluar"
Mereka
lalu berlari keluar sekolah dengan cepat.
=====================================================================================
5
menit kemudian mereka telah tiba di lapangan sekolah Rai. Dengan lapangan yang
besarnya sama dengan lapangan sepak bola ini terlihat berbeda dari yang dia
lihat setiap hari. 'Somehow its doesn't right for us to being here' pikir Rai.
Namun dia membuang jauh-jauh perasaan buruknya itu sambil terus mengikuti Karin
sampai tepat ditengah lapangan.
"sekarang
kau akan melakukan apa yang aku perintahkan" ucap Karin pada Rai.
"aku akan mengajarkan dasar-dasar dari pemanggilan Linker kedunia
kita."
"Yo
!" Rai menjawab simple namun penuh semangat.
"baiklah,
pada dasarnya pemanggilan ke dunia Linker atau Linker Space hanya bisa
dilakukan oleh beberapa orang saja. Mereka adalah orang-orang yang terpilih dan
diplih langsung oleh Linker kita. Salah satunya itu kau dan aku, tentu masih
banyak lagi diluar sana. Jadi tidak semua orang bisa sembarang memanggil
Linker, jika dia bukan dari orang yang terpilih maka sang pemanggil bisa
terjebak di Linker Space seumur hidupnya. Jadi jangan biarkan siapapun
melihatmu saat kau memanggil Linker milikmu. Jika mereka sekali saja
mencobanya, akibatnya akan fatal. Itu adalah peraturan pertama dan yang paling
dasar. Aku menunjukkannya padamu tadi karna aku yakin kau adalah salah satu
dari yang terpilih. Karna hanya kau saja yang masih bisa bergerak walau sudah
ada didalam Time Space barrier yang ku pasang!"Jelas Karin panjang lebar
pada Rai yang tampak sedikit terkejut dengan perkataan terakhir Karin.
"jadi
ini semua ulahmu ?" Rai bertanya sedikit bingung. "Kupikir sesuatu
yang buruk sedang terjadi dan hanya aku yang selamat, Syukurlah"
"tidak,
aku memasang barrier ini memang untuk mengulur waktu. Sekarang sesuatu yang
buruk sedang menuju kemari" ucap Karin membenarkan. "tapi sebelum aku
jelaskan apa itu lebih baik kau dengarkan dulu penjelasanku tentang pemanggilan
Linker selanjutnya!"
"t-ta-tapi..
ughh !" Rai kembali dipukul oleh Zho.
"dengarkan
apa kata tuan Putri, atau kau akan merasakan pukulanku lagi!" ucap Zho
dengan nada mengancam.
"yang
kedua, umumnya satu orang hanya memiliki satu linker saja, namun bisa saja
ditemukan orang yang memiliki dua orang Linker. Dan tiap Linker tentu saja
mengikat pemanggil mereka dengan Guardian yang bersemayan dalam diri
mereka." Jelas Karin. "tentu saja, Linker memiliki guardian yang
berbeda-beda yang bersemayam dalam diri mereka. Dan tiap guardian memiliki
kekuatan yang berbeda satu dengan yang lain. Walau mereka dari jenis yang sama."
Jelas Karin lagi, sedang Rai hanya mengangguk-angguk mencoba memahami.
"Karin,
penjelasanmu bisa nanti saja. Sekarang ayolah ajari aku !"
"k-k-kau...!"
lagi-lagi Zho siap untuk memukul Rai lagi sebelum Karin menghentikannya lagi.
Namun kali ini Karin sendiri yang memukul perut Rai hingga Rai mengeluh
kesakitan.
"ini
hal yang penting, ini menyangkut nyawa, tahu nyawa !" Karin membentak Rai
dengan marah.
"ya,
baiklah!" Rai menunduk kecewa sambil menahan sakit.
"kulanjutkan,
pemakain guardian membutuhkan Spiritual Energy, kau tahukan apa itu ?"
Tanya Karin pada Rai. "singkatnya itu adalah energy yang ada didalam tubuh
kita selain Life Force ada juga Spiritual Energy. Jadi usahakan agar kau
mengatur pengeluaran Spiritual Energy dalam tubuhmu, jika kau sampai menghabiskannya
tanpa tersisa sedikitpun, kau akan pingsan selama 2 hari penuh dan memelukan
pemulihan selama 3 hari."
"oooh..."
gumam Rai.
"kau
sudah mengerti sampai disini, orang aneh !" Zho angkat bicara.
"Kurang
lebihlah !" jawab Rai santai. Sementara Karin menggeleng-gelengkan
kepalanya.
"baiklah
sekarang kita coba memanggil Linker milikmu. Perhatikan sekali lagi spell yang
digunakan untuk memanggil mereka, Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker"
sambil mengucapkannya Karin melakukan beberapa gerakan aneh seperti ingin
melakukan transformasi seperti yang sering ada di Anime, ini juga dilakukannya
saat memanggil Zho tadi. "apa kau sudah ingat ?"
"spell-nya
aku sudah ingat. Tapi, apa aku harus melakukan gerakan itu !" Tanya Rai
sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya.
Wajah
Karin memerah karena malu. "h-h-hal itu t-tidak usah kau t-tiru !"
jawab Karin gugup.
"baiklah
! jadi hanya itu saja syarat pemanggilannya ?" Tanya Rai memastikan.
"ya,
atau sebenarnya tidak !" jawab Karin. "tapi setidaknya itu yang perlu
kau ketahui untuk sekarang, detail nanti kau bisa tanyakan lain kali, bukankah
kau sudah tidak sabar !" ucap Karin dengan senyum seringai diwajahnya.
"kau
tahu saja Karin !" ucap Rai sambil menepuk kedua pundak Karin.
"baiklah, ini dia Excerximus Batrey Tunt, Call The Linker" tiba-tiba
muncul portal di depan Rai dan muncullah seorang wanita setinggi Zho
dihadapannya. Dengan sayap berwarna merah kekuning-kuningan bagaikan api yang
mencapai panas tertingginya siap membakar apapun yang menyentuhnya. "Noa
?? kaukah itu ?"
Noa
mendekati Rai tepat didepan wajahnya, kemudian dia menampar Rai dengan tangan
kanannya, "itu untuk tidak mengingat namaku". Rai memegangi pipi
kirinya yang sedikit memerah, namun Noa tidak berhenti, kemudian dia menampar
pipi kanan Rai dengan tangan kirinya, "itu untuk selalu meninggalkanku dan
tidak memperdulikanku saat aku memanggilmu !" Rai tersenyum walaupun harus
menahan sakit dikedua pipinya yang memang sedikit memerah karena ditampar Noa.
Melihat hal itu Noa tidak dapat menahan air matanya, lalu memeluk Rai dipipi
kanannya sambil menangis dan terus berkata, "bodoh, bodoh, bodoh!"
"maafkan
aku Noa, tidak menyadarinya lebih cepat !" ucap Rai dengan nada menyesal
namun. "aku janji tidak akan membuat sedih lagi!"
"kau
janji ? hiks !" Noa berusaha menghentikan tangisannya.
"ya,
aku janji !"
"ehm...ehm..."
Karin membuat suara batuk buatan, menarik perhatian Rai dan Noa.
"bukannya
aku ingin menggangu, namun sepertinya hal buruk yang kumaksud sudah muncul
disini !" Karin menunjuk kearah langit di atas gerbang sekolah dan kearah
gerbang itu sendiri. Terlihat beberapa monster sedang mencoba untuk masuk
dengan paksa. "semuanya bersiap untuk yang terburuk. Zho bersiap untuk
melakukan pelepasan segel !"
"baik,
tuan putri" Zho kemudian berdiri di depan Karin.
"Lodrail
Experamus Hex, Release the Seal of Zho the Guardian of Phantom Beast,
Leonidas" seketika itu Zho berubah menjadi seekor Singa raksasa dengan dua
taring panjang dimulutnya dan cakar yang panjangnya seukuran orang dewasa.
Dengan warna bulu putih keperak-perakan memantulkan sinar matahari yang
menyilaukan mata. Tidak hanya itu Zho atau Leonidas memiliki beberapa duri di
punggungnya seperti seekor landak. Dengan goresan luka seperti petir di setiap
kakinya.
"huah,
sudah lama tidak melakukan hal ini !" Leonidas kemudian bersiap untuk
menyerang apapun yang akan masuk ke dalam Barrier yang dibuat oleh
pemiliknya."
"woah...
keren !" Rai terpuka melihat perubahan bentuk Zho. "apa kau juga bisa
melakukannya Noa ?" Tanya Rai pada Noa.
"bisa
saja" jawab Noa tenang. Kini sudah berhasil menenangkan dirinya dari
tangisan tadi.
"ayo
lakukan denganku !" pinta Rai.
"bukannya
aku tidak mau, tapi..." Noa tampak ragu-ragu.
"tapi
apa ?"
"RAI
AWAS !" Karin berteriak pada Rai yang langsung menoleh kearahnya namun
terkejut melihat sebuah bola api menuju ketempatnya.
"whoaaa...!"
reflex Rai melompat kekiri menghindari bola api tersebut, namun tidak cukup
jauh untuk menghindari ledakannya hingga dia terpental cukup jauh.
Subscribe to:
Posts (Atom)